Apa Dampak Terpilihnya Trump terhadap Umat Muslim dan Perempuan?
Bloggues.com Jakarta - Rakyat Amerika Serikat telah menjatuhkan pilihan mereka
kepada kandidat Partai Republik,DonaldTrump, untuk menjadi presiden
selama empat tahun ke depan. Hasil ini menggembirakan
bagipendukungTrump, dan mengkhawatirkan untuk jutaan lainnya.
Ada setidaknya dua kalangan yang terbelah atas terpilihnya Trump sebagai presiden. Dua kalangan itu adalah kaum muslim dan perempuan. Begini penjelasannya:
Kaum muslim, baik di AS maupun di luar negeri
Saat berkampanye beberapa bulan lalu, Trump telah melontarkan beragam pernyataan yang mengkhawatirkan umat muslim. Dia pernah mengemukakan gagasan untuk memantau masjid-masjid di AS dan ingin agar umat Islam diawasi aparat sebagai langkah melawan terorisme.
Bahkan, pada Desember 2015 lalu, Trump menyerukan diberlakukannya upaya terpadu agar kaum muslim tidak memasuki Amerika Serikat.
Namun, ketika seorang wartawan NBC bertanya kepada Trump perbedaan antara pendataan warga muslim dan aksi Nazi mendata warga Yahudi pada Perang Dunia II lampau, Trump menjawab, "Coba Anda beritahu saya."
Kaum muslim yang diuntungkan
Sulit untuk mengetahui apa keuntungan hasil pilpres AS 2016 ini bagi komunitas muslim. Beberapa penulis dari kalangan muslim menyebut bahwa mereka hanyalah kaum minoritas yang tidak coba dijangkau oleh Trump selama kampanye pilpres.
Kaum muslim yang khawatir
Para pengkritik menuding Trump memainkan ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia dan stereotipe negatif untuk menarik perhatian warga AS selama kampanye.
Ucapan Trump terhadap orang tua prajurit AS yang gugur, Kapten Humayun Khan, meliputi klaim bahwa ibu mendiang, Ghazala Khan, "tidak diizinkan berbicara" saat mendampingi suaminya dalam Konvensi Nasional Demokrat karena perintah agama. Komentar Trump kemudian dibantah Ghazala Khan, yang menyebut bahwa dia tidak berbicara lantaran menahan kesedihan mendalam.
Kontroversi Trump terkait umat muslim tak berhenti di situ. Setelah penembakan massal di San Bernardino, California, yang menewaskan 14 orang, Trump mengeluarkan pernyataan pers berisi seruan 'larangan secara menyeluruh' terhadap umat muslim memasuki wilayah AS.
Seruan itu mengundang respons dari umat muslim di luar AS, termasuk di Indonesia.
"Idealnya Trump menerapkan diplomasi politik yang universal dan humble (rendah hati), terutama ke negara-negara Muslim," kata Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Helmy Faishal Zaini. [ detik ]
Ada setidaknya dua kalangan yang terbelah atas terpilihnya Trump sebagai presiden. Dua kalangan itu adalah kaum muslim dan perempuan. Begini penjelasannya:
Kaum muslim, baik di AS maupun di luar negeri
Saat berkampanye beberapa bulan lalu, Trump telah melontarkan beragam pernyataan yang mengkhawatirkan umat muslim. Dia pernah mengemukakan gagasan untuk memantau masjid-masjid di AS dan ingin agar umat Islam diawasi aparat sebagai langkah melawan terorisme.
Bahkan, pada Desember 2015 lalu, Trump menyerukan diberlakukannya upaya terpadu agar kaum muslim tidak memasuki Amerika Serikat.
- Siapa yang memilih Donald Trump sebagai Presiden AS?
- NU ingin Trump tidak arogan dengan negara muslim
- #TrenSosial: Siapa Trump dan berbagai hal yang diyakininya termasuk pengawasan masjid
Namun, ketika seorang wartawan NBC bertanya kepada Trump perbedaan antara pendataan warga muslim dan aksi Nazi mendata warga Yahudi pada Perang Dunia II lampau, Trump menjawab, "Coba Anda beritahu saya."
Kaum muslim yang diuntungkan
Sulit untuk mengetahui apa keuntungan hasil pilpres AS 2016 ini bagi komunitas muslim. Beberapa penulis dari kalangan muslim menyebut bahwa mereka hanyalah kaum minoritas yang tidak coba dijangkau oleh Trump selama kampanye pilpres.
Kaum muslim yang khawatir
Para pengkritik menuding Trump memainkan ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia dan stereotipe negatif untuk menarik perhatian warga AS selama kampanye.
Ucapan Trump terhadap orang tua prajurit AS yang gugur, Kapten Humayun Khan, meliputi klaim bahwa ibu mendiang, Ghazala Khan, "tidak diizinkan berbicara" saat mendampingi suaminya dalam Konvensi Nasional Demokrat karena perintah agama. Komentar Trump kemudian dibantah Ghazala Khan, yang menyebut bahwa dia tidak berbicara lantaran menahan kesedihan mendalam.
Kontroversi Trump terkait umat muslim tak berhenti di situ. Setelah penembakan massal di San Bernardino, California, yang menewaskan 14 orang, Trump mengeluarkan pernyataan pers berisi seruan 'larangan secara menyeluruh' terhadap umat muslim memasuki wilayah AS.
Seruan itu mengundang respons dari umat muslim di luar AS, termasuk di Indonesia.
"Idealnya Trump menerapkan diplomasi politik yang universal dan humble (rendah hati), terutama ke negara-negara Muslim," kata Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Helmy Faishal Zaini. [ detik ]
Apa Dampak Terpilihnya Trump terhadap Umat Muslim dan Perempuan?
Reviewed by Star Tonn
on
Thursday, November 10, 2016
Rating:
Share on Whatsapp

No comments
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan juga relevan dengan tema artikel yang ditulis. Tidak diperkenankan untuk spaming. Terimakasih.